Kubu Leicester City yang resmi dengan melepas sosok Claudio Ranieri, sang arsitek yang memang musim lalu itu telah mengantar skuad tim yang berjuluk dengan The Foxes itu telah keluar menjadi sang juara di pentas Liga Premier League. Bahkan sebuah keputusan tersebut harus telah diambil saja oleh petinggi klub buat ingin menyelamatkan skuad klub dari zona merah atau degradasi.
Namun sang arsitek berumur 65 tahun yang telah dipilih sebagai arsitek The Foxes ketika di musim 2015 yang lalu. Apalagi di musim yang pertamanya, Claudio Ranieri sendiri telah memberikan sebuah trofi yang memang tidak mungkin dapat dilupakan dengan begitu saja. Karena, menjadi sebuah trofi di dalam liga kasta yang paling tinggi di kubu Inggris tersebut merupakan kali yang pertamanya sejak The Foxes berdiri sekitar 133 tahun silam lalu.
Maka dalam sebuah pernyataan yang resmi, pihak Leicester City pun tidak pernah saja meragukan kalau sang bos berkebangsaan dari Italia tersebut merupakan sang manajer yang terbaik dengan pernah dipunyai Leicester. Akan tetapi sebuah keputusan yang sangat berat tersebut harus telah diambil saja buat menyelamatkan skuad Leicester dari zona degradasi dalam tiga belas kali pertandingan yang tersisa lagi di musim kali ini.
“Itu memang adalah sebuah keputusan yang benar-benar tersulit dengan harus klub kami putuskan selama hampir lebih tujuh musim kubu King Power yang telah mengambil sebuah alih kemimpinan atau kepemilikan The Foxes. Akan tetapi klub kami yang telah berkewajiban buat menempatkan sebuah kepentingan dalam jangka yang panjang tim dari seluruh rasa yang sentimen, dan tidak peduli juga sehebat apapun sebuah perasaan tersebut,”.
“Ranieri yang sudah juga memberikan sejumlah kualitas paling luar biasanya. Apalagi kemampuannya di dalam menanganni klub, kekuatan di dalam buat memberikan sebuah motivasi serta melakukan suatu pendekatan dengan merefleksikan soal pengalamannya yang dirinya itu berikan kepada skuad Leicester. Namun pesonanya, kehangatannya, serta kharismanya tersebut sudah juga membantu klub kami dengan persepsi kepada klub, serta mengembang sebuah prestasi klub kami ke dalam kancah global.” (HD)